LP2M Dorong Penguatan Budaya Riset, Mahasiswa Unjuk Proposal Penelitian Kolaboratif

LP2M Dorong Penguatan Budaya Riset, Mahasiswa Unjuk Proposal Penelitian Kolaboratif

Jumat, 4 Oktober 2024, suasana AULA LP2M dipenuhi semangat kompetitif dari para mahasiswa yang telah berhasil lolos seleksi administrasi untuk berpartisipasi dalam seminar terbatas proposal penelitian kolaboratif antara mahasiswa dan dosen. Acara ini menjadi salah satu agenda penting yang diinisiasi oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UIN KHAS Jember untuk mendorong kemampuan riset di kalangan mahasiswa sekaligus memperkuat kolaborasi produktif dengan dosen pembimbing.

Dr. Moh. Dasuki, M.Pd.I, selaku kepala pusat penelitian, memberikan penjelasan terkait ketatnya proses seleksi. "Kami memastikan setiap tahapan dilalui sesuai dengan petunjuk teknis yang berlaku. Ada banyak proposal yang sangat kompetitif, namun beberapa terpaksa harus didiskualifikasi karena tidak memenuhi persyaratan tertentu," ungkap Dr. Dasuki.

Meskipun demikian, dia tetap optimis dan menyampaikan bahwa mereka yang belum lolos masih memiliki kesempatan untuk berpartisipasi di masa mendatang. “Kami ingin terus memberikan ruang kepada mahasiswa untuk mengasah keterampilan riset mereka, sambil memastikan para dosen pembimbing turut berperan aktif dalam memberikan bimbingan yang berkualitas,” tambahnya.

Seminar ini bukan hanya sekadar ajang presentasi, tetapi menjadi wadah penting bagi mahasiswa untuk menguji kualitas riset yang mereka lakukan. Proposal-proposal yang diajukan tidak hanya dinilai dari segi teori, tetapi juga dari potensi implementasi dan inovasinya.

Kolaborasi erat antara mahasiswa dan dosen diharapkan dapat menghasilkan karya-karya ilmiah yang tidak hanya bermanfaat di dunia akademis, tetapi juga memiliki dampak nyata di masyarakat.

Dr. Zainal Abidin, M.S.I, selaku Ketua LP2M, dalam sambutannya memberikan arahan tegas mengenai pentingnya riset kolaboratif ini. Beliau menekankan bahwa riset yang baik harus berorientasi pada output dan outcome yang lebih konkret.

"Kami mengevaluasi riset kolaboratif yang telah berjalan sebelumnya, dan kami akan melanjutkan yang sudah baik. Namun, kami ingin hasil yang lebih nyata, seperti buku, Hak Kekayaan Intelektual (HKI), dan artikel ilmiah," jelas Dr. Zainal.

Untuk mendukung hal ini, LP2M akan mengadakan semi workshop yang berfokus pada penggalian data. "Kegiatan penguatan riset ini akan disesuaikan dengan bimbingan dosen masing-masing. Kami ingin setiap tim mahasiswa mendapatkan pendampingan maksimal dari dosen pembimbing, dengan satu tim satu dosen untuk memastikan fokus yang lebih baik," tambahnya.

Ia juga menekankan bahwa dana riset sebesar 100% akan dialokasikan sepenuhnya untuk mahasiswa. "Tidak satu sen pun dana riset ini boleh digunakan oleh dosen. Hak dosen akan terakomodasi dalam bentuk laporan, artikel ilmiah, dan HKI," tegasnya.

Sebagai proyek percontohan untuk tahun 2025, program ini akan dievaluasi secara ketat berdasarkan output dan outcome yang dihasilkan. Dr. Zainal menegaskan pentingnya transparansi sejak awal, dengan segala informasi yang sudah tertuang dalam SK Rektor. Ke depannya, mahasiswa juga akan dibimbing lebih lanjut mengenai cara membuat jurnal ilmiah yang baik, mulai dari tahap awal penulisan judul hingga akhirnya diterbitkan di jurnal terakreditasi.

Acara ini bukan hanya menjadi ajang untuk mempresentasikan proposal penelitian, tetapi juga langkah awal menuju penguatan budaya riset di lingkungan akademik. Dengan dukungan penuh dari LP2M, mahasiswa diharapkan mampu berperan lebih aktif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan memberikan kontribusi yang signifikan melalui riset-riset kolaboratif ini.

Program ini juga menunjukkan komitmen institusi dalam mempersiapkan mahasiswa untuk menghadapi tantangan akademis dan profesional di masa depan, dengan menekankan pentingnya integritas, kolaborasi, dan kualitas dalam setiap penelitian yang dilakukan.(Krm)