40 Hari beri kado indah untuk masyarakat Grujugan Bondowoso, Rektor resmi tarik Mahasiswa KKN
Persemakmuran eks-IAIN Sunan Ampel, Senin, 19/8/2024 – Setelah 40 hari penuh melakukan pengabdian pada masyarakat, Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Persemakmuran eks-IAIN Sunan Ampel resmi ditarik dari Kecamatan Grujugan, Bondowoso. Acara seremonial penarikan ini dilaksanakan di Balai Desa Taman dan dihadiri oleh sejumlah pejabat, termasuk Rektor UIN KHAS Jember, Sekretaris Kecamatan Grujugan, serta perwakilan dari sembilan PTKIN (Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri) yang tergabung dalam program ini.
Dr. Ubaidillah, M.Pd.I, Kepala Pusat Pengabdian LP2M UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember saat ditemui, menyatakan kebanggaannya atas pencapaian mahasiswa KKN di Bondowoso. "Kami sebagai tuan rumah tahun ini merasa bangga, salut untuk mereka karena kegigihan dan kecerdasannya dalam mewujudkan program di Kecamatan Grujugan, para mahasiswa KKN berhasil mengubah banyak aset desa menjadi sesuatu yang berharga dengan menggunakan pendekatan ABCD (Asset-Based Community Development). Ini adalah prestasi yang sangat membanggakan bagi kami," ujarnya.
KKN Persemakmuran ini melibatkan sekitar 96 mahasiswa dari berbagai PTKIN, termasuk UIN Sunan Ampel Surabaya, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, IAIN Ponorogo, IAIN Kediri, UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember, IAIN Madura, UIN Mataram, dan UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda. Para mahasiswa ini ditempatkan di berbagai Desa di Kecamatan Grujugan dan selama 40 hari terlibat aktif dalam kegiatan pengabdian masyarakat yang berdampak positif.
Ditempat yang sama, Dr. Zainal Abidin, M.Si, Ketua LP2M UIN KHAS Jember dalam sambutannya, mengungkapkan harapannya agar pengalaman selama KKN ini menjadi pelajaran berharga bagi mahasiswa. "Semoga pengalaman mengabdi selama 40 hari di Grujugan Bondowoso dapat memberikan wawasan berharga terkait aplikasi ilmu dan pengetahuan yang dipelajari di kampus. Kami juga menerima banyak laporan bahwa masyarakat desa sangat senang dengan kehadiran KKN ini, bahkan merasa keberatan dan sedih melepas kepergian mahasiswa KKN,"Ungkapnya.
Sekretaris Kecamatan Grujugan, Pak Markos, juga menyampaikan rasa terima kasih dan kebanggaannya. "Saya merasa bangga menjadi bagian dari keluarga UIN KHAS Jember. Istri saya adalah alumni, dan tiga anak saya saat ini adalah mahasiswa UIN KHAS. Terima kasih telah mempercayakan Kecamatan Grujugan sebagai tuan rumah KKN Persemakmuran. Kehadiran mahasiswa KKN sangat membantu dan memberikan manfaat besar bagi masyarakat," ucapnya.
Sementara itu Rektor UIN KHAS Jember, Prof.Dr.H.Hepni, M.Ag dalam pidatonya pada penarikan KKN di balai Desa Taman, menyampaikan bahwa kesuksesan KKN dapat dilihat dari antusiasme masyarakat. "Indikator KKN yang sukses adalah ketika mahasiswa datang, masyarakat menyambut dengan sukacita, dan ketika mereka pulang, masyarakat melepas dengan air mata. Mahasiswa KKN adalah pemberi pencerahan bagi masyarakat desa yang ditempati, seperti bintang yang bersinar lebih terang di malam yang gelap," kata Rektor.
Rektor juga menjelaskan filosofi KKN yang diusung oleh UIN KHAS Jember, menggunakan akronim STAR: S untuk Sustainable (Berkelanjutan), T untuk Treasure (Kebermanfaatan dan Kebermaknaan), A untuk Adaptability (Kemampuan Beradaptasi), dan R untuk Responsibility (Tanggung Jawab Sosial dan Moral). Filosofi ini menggambarkan peran mahasiswa KKN sebagai agen perubahan yang membawa cahaya ilmu dan nilai-nilai moral dalam masyarakat.
Acara penarikan ini menandai akhir dari pengabdian selama 40 hari yang penuh kontribusi bagi masyarakat Kecamatan Grujugan. Meski para mahasiswa telah kembali, dampak positif dari program KKN ini diharapkan terus berlanjut dan menjadi inspirasi bagi program KKN berikutnya.(Bds/Dsk)
